Emosi adalah keadaan afektif yang orang alami dan reaksi subyektif terhadap lingkungan yang disertai dengan perubahan organik. Emosi memiliki fungsi adaptif organisme dengan apa yang mengelilingi kita. Ini adalah situasi yang datang secara mengejutkan dalam bentuk krisis sementara.
Proses emosi
Pada mulanya, emosi dianggap tidak penting dan selalu lebih relevan dengan bagian manusia yang paling rasional. Meski emosi, sebagai keadaan afektif, ini menunjukkan keadaan internal, motivasi, keinginan, kebutuhan, dsb.
Dalam diri manusia, pengalaman emosi umumnya melibatkan serangkaian kognisi, sikap, dan keyakinan tentang dunia, yang kita gunakan untuk menilai situasi tertentu. Oleh karena itu, hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita bisa merakan situasi ini.
Setiap individu mengalami emosi dengan cara tertentu, tergantung pada pengalaman mereka sebelumnya. Beberapa reaksi fisiologis dan perilaku yang memicu emosi adalah bawaan, sementara yang lain dapat diperoleh.
Ilmuwan Charles Darwin mengamati bagaimana hewan khususnya primata memiliki jangkauan emosi yang luas. Cara mengekspresikan emosi memiliki fungsi sosial, ketika mereka bekerja sama dalam kelangsungan hidup spesies. Oleh sebab itu, hewan memiliki fungsi adaptif.
Manusia memiliki puluhan otot pada wajah. Ini tergantung pada bagaimana kita menggerakkannya, untuk kita mengekspresikan emosi tertentu atau orang lain. Ada senyum yang berbeda, yang mengungkapkan tingkat kegembiraan yang berbeda. Ini membantu kita mengekspresikan apa yang kita rasakan, yang pada banyak kesempatan sulit bagi kita untuk menjelaskan dengan kata-kata. Ini adalah cara lain untuk berkomunikasi secara sosial dan merasa terintegrasi ke dalam kelompok sosial. Kita harus ingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang paling baik.
Kita dapat mengamati bagaimana pada orang ketika mereka mengalami emosi dan menunjukkannya dengan cara yang sangat mirip dengan orang lain. Mereka memiliki ekspresi wajah yang sama. Mungkin ada dasar genetik dan turun-temurun, karena seorang orang yang tidak melihat, tidak dapat meniru ekspresi wajah orang lain. Meski begitu, ekspresinya juga sedikit berbeda tergantung pada budaya, jenis kelamin, dan tempat asal.
Wanita memiliki sensitivitas lebih untuk menangkap ekspresi wajah atau sinyal emosional yang lebih baik dan sensitivitas ini meningkat seiring bertambahnya usia. Contoh lain adalah wajah-wajah orang Asia, mereka cukup tanpa ekspresi, tetapi dalam level yang dekat, mereka mengekspresikan emosi mereka dengan lebih baik.
Ekspresi wajah juga mempengaruhi orang yang memperhatikan kita dengan mengubah perilaku mereka. Jika kita mengamati seseorang yang menangis, kita dapat menjadi sedih atau serius dan kita bahkan bisa menangis seperti orang itu. Di sisi lain, kemarahan, kegembiraan. dan kesedihan dari orang yang kita amati biasanya teridentifikasi dengan baik. Tetapi rasa takut, terkejut, dan benci dapat dikenali dengan perasaan lebih buruk.
Ketika seseorang berbohong, dia merasa atau tidak dapat mengendalikan perubahan fisiologisnya, meskipun ada orang yang terlatih dapat mengendalikannya.
Penyebab rasa takut pada fisiologis
Ketika kita dihadapkan dengan stimulus yang menyebabkan kita takut, tubuh kita bereaksi sehingga kita siap untuk menghadapi sesuatu atau reaksi yang diperlukan untuk melindungi kita. Ini disebabkan karena dorongan yang paling mendasar dari kita adalah bertahan hidup.
Apa itu kecerdasan emosional?
Dengan cara yang sama, ini seperti halnya kecerdasan intelektual. Ini adalah tentang menghubungkan emosi dengan diri sendiri, untuk mengetahui apa yang dirasakan, untuk dapat melihat diri sendiri dan melihat orang lain secara positif dan obyektif. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan dunia secara reseptif dan tepat.
Karakteristik dasar dan tepat dari orang yang cerdas secara emosional:
- Memiliki tingkat harga diri yang cukup.
- Menjadi orang yang berpikir positif.
- Mengetahui cara memberi dan menerima.
- Mempunyai empati.
- Mengenali perasaan seseorang.
- Mampu mengungkapkan perasaan.
- Mampu juga mengendalikan perasaan.
- Motivasi, ilusi, minat.
- Memiliki nilai alternatif.
- Mengatasi kesulitan dan frustrasi.
- Temukan keseimbangan antara permintaan dan toleransi.
Daniel Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah seperangkat keterampilan yang berfungsi untuk mengekspresikan dan mengolah perasaan dengan cara yang paling tepat dalam kepribadian dan sosial. Oleh sebab itu, kecerdasan emosional termasuk mangenlola perasaan, motivasi, ketekunan, empati, atau mental yang baik.
Semua orang dilahirkan dengan karakteristik khusus dan berbeda. Maka itu, kita belajar untuk berperilaku atau menghadapi tantangan hidup. Dari usia muda, kita dapat melihat bagaimana seorang anak tidak terlihat menangis, mengekspresikan emosi, yakin pada diri sendiri. Kita juga dapat mengamati bagaimana dalam budaya tertentu, perempuan kurang dihargai, baik di lingkungan pribadi maupun di tempat kerja, yang merupakan asal dari penindasan.
Kita memperoleh semua ini tanpa menyadarinya sejak kita datang ke dunia. kita berperilaku sebagaimana kita telah diajarkan untuk berperilaku. Mengasihi diri sendiri, menjadi lebih murah hati dengan orang lain, menerima kegagalan, tidak tergantung pada apa yang telah kita warisi, dsb. Jadi, kita harus dapat terus belajar dan meningkatkan sikap kita sehari-hari, belajar untuk menjadi lebih cerdas secara emosional.
Definisi Emosi dan Kecerdasan Emosional